24 Januari 2013
Kali ini aku di Bandung, bersiap untuk lepas landas menuju
surabaya. Kota Buaya. Selintas, aku berfikir bahwa ini adalah sebuah mimpi, dan
ternyata ini adalah kenyataan yang kubuat sendiri. Dengan menumpang di Kereta
Api Pasundan jurusan Kiaracondong-Wonokromo, dan dengan biaya yang lumayan
murah, 38.200 rupiah kita mulai kembali perjalanan lain dalam hidupku.pemberangkatan
kali ini pukul 06.00 WIB, dan akan membawaku menuju Kota
Surabaya selama 17 jam, maklum.. ini adalah kereta ekonomi. Aku berangkat dari Bandung bersama 5 orang lainnya, yag juga akan membuat kerusuhan bersamaku di atas kereta nanti.
Surabaya selama 17 jam, maklum.. ini adalah kereta ekonomi. Aku berangkat dari Bandung bersama 5 orang lainnya, yag juga akan membuat kerusuhan bersamaku di atas kereta nanti.
“Ayo ayo, 15 menit lagi, tah... orang-orang udah pada
kesana. Siapin KTP aja.. nanti Memi yang ngurusin ke petugasnya.”
“Hayu we lah, biar cepet kita berangkatnya.”
Oh iya, aku belum mengenalkan orang-orang ini, yang pertama
adalah yang tadi menawarkan diri untuk mengurus periksa kartu pengenal ke
petugas, adalah Memi, mahasiswi Jurusan
Pendidikan Biologi 2010. Kakak tingkatku. Yang kedua, masih seorang wanita
berperawakan kurus dengan wajah runcing dan menggunakan jilbab hitam, Eva,
masih kakak tingkatku juga. Selanjutnya ada Anggi, yang memiliki kulit lebih
putih dari yang lain, sedikit gemuk dan memakai kacamata. Tampak mata bulat
dibalik kacamatanya. Keempat masih seorang wanita dengan perawakan gemuk,
asalnya dari Medan, dia yang nanti akan menemaniku kembali dalam perjalanan
menuju Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Adalah kakak tingkatku bernama
Tari. Rasanya cukup perkenalan dariku, mereka memang bukan orang yang biasa
mengadakan perjalanan denganku, tapi mereka adalah orang yang tidak biasa dari
orang-orang lainnya (baca: terlalu bersemangat a.k.a lebay . red).
Yah, aku hampir lupa, satu orang lagi yang mungkin bisa
dikatakan paling ganteng disini. Kang Abdi, angkatan kolot di Jurusanku, 2008.
Beliau satu-satunya pria yang akan melakukan perjalanan ini, dan juga (Oh
Tidak!!!) akan ikut menuju Kota Negara bersama Aku dan Tari.
Beberapa saat kemudian, kereta jurusan Wonokromo yang akan
membawa kami datang. Tampak beberapa kepala menyembul diatas jendela melihat ke
sisi kanan-kiri mereka. Kami bergegas masuk ke dalam kereta dan mencari tempat
yang telah disediakan untuk kami.yah.. ini dia kursi yang sudah kami pesan, 4
kursi berhadapan dan dua kursi lainnya yang sedikit berjarak dengan 4 kursi
lainnya. Semoga ini menjadi perjalanan yang menyenangkan.
Hari ini, perjalanan telah kami mulai dan neinilah kerusuhan
yang kami buat,
“ku berlari kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum,,
Ku berduka kau bahagia,, ku pergi kau kembali,,
Ku coba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi.. memang
kita tak kan menyatu...uuuuuu...”
Begitulah sedikit tembang yang kami nyanyikan selama
dikereta, dengan suara yang luar biasa merdu (baca: maksa), kami bernyanyi
alih-alih menghibur penumpang yang ada di kereta. Beberapa penumpang lainnya
tidak menghiraukan suara kami, dengan bermain kartu dengan teman-temannya.
Beberapa lainnya berkali-kali kudapati sedang menoleh sambil tersenyum aneh
antara sebal dan senang.
Pukul
23.45 WIB, kami sampai di stasiun Wonokromo Surabaya. Selintas kemudian aku
merasa ada yang menyebut-nyebut nama instansi kami, selepas detik kemudian aku
telah mendapati beberapa orang yang melambai-lambaikan tangannya ke arah kami.